Pada tahun 1944, Dukati pun ikut memperoleh dampak dari perang dunia ke II, Namun dua tahun kemudian saat Milan Fair, Ducati Brother (sang pendiri) mencoba beralih pada produk lain. Salah satu rekanannya, yaitu Cucciolo’s memperkenalkan mesin miniatur untuk motor. Karena melihat adanya peluang di industri otomotif, pada tahun 1952 Dukati merancang motor Cruiser berkapasitas 175 cc dengan transmisi otomatis.
Dengan motor mesin Cruiser 175 cc nya, Dukati sukses dipasaran, Hal ini membuka peluang bagi Dukati untuk melahirkan produk baru motor berkapasitas 98 cc yang hemat bahan bakar dan bertenaga. Dari sinilah cikal bakal lahirnya pengembangan mesin berkapasitas 125 cc.
Pada tahun 1954, seorang insinyur bernama Fabio Taglioni bergabung ke perusahaan Dukati dengan membawa konstruksi mesin terbaru, Taglioni Design. Konon, konstruksi inilah yang menjadi cikal bakal konstruksi The Desmo yang mempunyai tenaga besar.
Dua tahu kemuadian, Taglioni menciptakan dapur pacu four stroke berjuluk Tourist 174 dan Tourist 174 special. Bahkan tipe sportnya pun langsung dibuat. Selain itu dapur pacu tersebut sanggup menembus angka 135km/jam sehingga membuat heboh karena saat itu diplot sebagai motor paling kencang dijamannya.
Lagi lagi dengan karyanya, Pada tahun 1958 Taglioni menyumbangkan desmodromic system buat Triumph. Pengembangannya dilakukan sejak tahun 1955. Tapi anehnya, ditahun 1960an Ducati malah memulai debut balap dengan mesin 2-tak berkapasitas 250 cc. Mesin balap berjenis 2-langkah ini dikembangkan oleh Mike Hailwood dan berkali-kali menggapai podium.
Ducati sempat meninggalkan arena Balap, namun pada tahun 1972 pabrikan asal Bologna, italia turun gelanggang kembali di kelas 4-tak. Pada tanggal 23 april 1972, Taglioni menelurkan senjata baru desmodromic twin cylinder 750 cc.
Akhirnya, Claudio dan Gianfranco Castiglioni mengambil alih jadi bagian dari Cagiva Group. Hingga sekarang berkecimpung di dua arena balap motor. Yaitu Superbike dan MotoGP.